Napi Semarang Produksi Transformer dari Limbah Korek Api
| Robot Transformer dari limbah korek api. |
Semarang - Tiga narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IA Kedungpane,
Semarang, Jawa Tengah, mampu memanfaatkan limbah bekas menjadi mainan
bernilai tinggi. Mereka mengubah limbah korek api menjadi aneka mainan
robot super, yakni Transformer.
Ketiga napi itu adalah Sucahyo,
Supriyadi, dan Aditya. Mereka merupakan narapidana kasus narkotika yang
kini menghadapi masa hukuman di Lapas Kedungpane.
Tak
hanya aneka robot dalam film transformer, mereka juga mengeksplorasi
kerajinan itu menjadi berbagai miniatur pesawat, keret api serta
berbagai alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik TNI.
Menurut
Sucahyo, ide pemanfaatan limbah korek api itu dibuat karena jarang
ditemui di pasaran. Korek api juga menjadi barang yang banyak dibuang di
kawasan lapas.
"Awalnya saya cari di Google, jarang yang memakai
korek api sebagai bahan bikin kerajinan. Akhirnya saya manfaatkan," kata
Sucahyo, Selasa, 22 Agustus 2017.
Napi yang menjalani masa
hukuman tiga tahun itu sudah satu setengah tahun menekuni kerajinan itu.
Untuk membuat berbagai miniatur robot itu, Sucahyo dan dua temannya
dalam satu sel hanya menggunakan alat sederhana yang disiapkan pengelola
lapas.
"Bahannya
biasanya saya cari di blok-blok lapas. Napi lain yang bisa kumpulkan
dua puluh korek bekas biasanya saya kasih satu bungkus rokok, " ujar
warga asli Semarang itu.
Untuk waktu pembuatan robot sendiri pun
bervariasi. Mulai dari setengah hari hingga lima hari, tergantung
tingkat kesulitan dan kedetailannya. Sementara untuk satu robot
Transformer biasanya butuh 18 buah korek bekas.
Tenaga Baterai
Sucahnya
juga memodifikasi robot itu dengan baterai, sehingga robot bisa
bergerak dengan sendirinya. Ia mengaku hasil karya itu cukup menarik
minat pembeli. Meski baru dipasarkan di dalam lapas, namun banyak
pengunjung lapas yang tertarik.
Harganya pun bervariasi mulai Rp60
ribu hingga Rp500 ribu per buah. Pada 17 Agustus lalu, karya napi
narkoba itu sempat menyita perhatian sejumlah pejabat. Salah satunya
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang tertarik membeli pesawat capung
dan helikopter buatan Sucahyo.
"Yang diminati pak gubernur
harganya Rp200 ribu. Memang pesawat banyak yang tertarik," ujarnya. Ia
optimistis mampu memproduksi lebih banyak lagi karya bernilai jual
tinggi mengingat ketersediaan bahan bakunya yang melimpah.
"Kan,
di sini ada 1.300 narapidana. Pasti korek bekasnya juga sangat banyak.
Habis (pameran) ini saya mau buat yang lebih bagus lagi," ungkapnya.
Ke
depan, ia berharap karyanya dapat dikenal banyak orang dan dijual di
pasaran. Sebab, sampai saat ini, karyanya masih dijual di dalam lapas
yang pembelinya dari pengunjung yang datang.
Sumber: www.viva.co.id
Leave a Comment