Karya Napi Lapas Klas II A Tembilahan Masuk Pameran World Coconut Day
Bupati Inhil HM Wardan terkagum melihat hasil karya kerajinan napi Lapas Klas II A Tembilahan |
TEMBILAHAN - Bupati Indragiri Hilir, HM Wardan
meminta karya produk warga binaan Lapas klas II A Tembilahan turut
dipamerkan pada ajang peringatan World Coconut Day yang akan
diselenggarakan pada 9 September mendatang.
Permintaan
tersebut disampaikan bupati saat berkunjung ke Lapas klas II A
Tembilahan usai melaksanakan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72
kemarin.
"Tadi kita sudah diperkenalkan dan
diperlihatkan seluruh hasil karya warga binaan di sini dan saya nilai
sudah sangat bagus, begitu pula dengan kualitas yang dihasilkan juga
terlihat sangat rapi," ucapnya.
Untuk itu,
bupati meminta kepada Lapas Tembilahan agar ikut berpastisipasi
memamerkan hasil karya napi pada peringatan hari kelapa sedunia
nantinya, sehingga bisa dikenal dan diketahui oleh khalayak ramai.
"Tapi kita minta untuk hasil karya yang berbahan kelapa atau turunannya, coba diupayakan ya," imbuhnya.
Menurut
Bupati Wardan, tidak hanya pada peringatan hari kelapa sedunia,
produksi sejumlah kerajinan tangan napi tersebut juga layak dipamerkan
pada kegiatan pameran lainnya.
"Karena setelah
dipamerkan, maka akan mudah bagi kita untuk memasarkan. Kalau bisa
lapas juga buka gerai di depan, kita juga akan libatkan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas Perindustrian dan
Perdagangan untuk membantu agar produksi napi ini dapat dengan mudah
dipasarkan," tuturnya.
Adapun karya yang
ditampilkan pada kunjungan tersebut yakni kerajinan miniatur kapal layar
yang terbuat dari kayu pulai. Miniatur kapal-kapal itu dibanderol
dengan harga mulai Rp 250 ribu hingga Rp 2.500 ribu per unit.
Selain
itu, ada pula kerajinan kaligrafi, bangku mengaji, tempat pensil, asbak
rokok serta kerajinan seni ukir berbentuk tempat duduk yang banyak
digunakan untuk ornamen bangunan rumah tradisional.
Pendi
Sudiono, salah seorang napi yang memproduksi kerajinan kaligrafi
mengaku, untuk pembuatan kerajinan berupa kaligrafi ia memanfaatkan
limbah kaca sebagai bahan dasar.
"Limbah kaca kami dapatkan dari toko-toko, selain itu juga kami menggunakan lem, pilox, dan triplek," terangnya.
Selanjutnya,
Kasi kegiatan kerja Lapas Klas II A Tembilahan, Jonter Aritonang
menerangkan, untuk pembuatan miniatur kapal dikerjakan oleh empat orang
napi. Namun, jika dikerjakan oleh satu orang saja maka proses
pembuatannya akan memakan waktu kurang lebih 15 hari untuk ukuran
miniatur kapal yang paling besar.
Terkait
dengan permintaan Bupati HM Wardan untuk memamerkan hasil karya berbahan
dasar kelapa, Jonter mengaku bisa saja dipenuhi. Namun, dengan waktu
yang terbatas apalagi menggunakan bahan yang sebelumnya belum pernah
digunakan rasanya bukan hal mudah.
"Kita tidak
langsung sanggupi karena selama ini belum pernah kita buat kerajinan
berbahan baku kelapa maupun pohonnya, Waktunya juga sudah mepet,"
sebutnya.
Meski demikian, ia mengatakan akan
tetap mengupayakan agar permintaan bupati tersebut dapat dipenuhi meski
dengan rentang waktu yang tidak lama lagi.
Sumber: www.riaueditor.com
Leave a Comment