Nuansa Ramadan di Dalam Rutan
Kegiatan di Rutan Kelas IIB Jepara, Jawa Tengah, selama bulan Ramadan. Foto: MTVN/Rhobi Shani |
Jepara: Ratusan warga binaan Rumah Tahanan Kelas IIB
Jepara, Jawa Tengah, mengikuti pesantren Ramadan sejak pukul 08.00
sampai pukul 09.00 WIB. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan tadarus hingga
pukul 11.00.
Begitu rutinitas warga binaan selama Ramadan. Usai tadarus, sebagian besar warga binaan kembali ke kamar sel.
Begitu rutinitas warga binaan selama Ramadan. Usai tadarus, sebagian besar warga binaan kembali ke kamar sel.
Sebagian kecil membantu menata lingkungan di dalam rutan atau membuat
kerajinan tangan. Warga binaan yang tidak kembali ke kamar sel adalah
yang sudah melalui masa hukuman lebih dari separuh.
Pintu kamar sel kembali dibuka pukul 15.30. Mulai pukul 15.30 sampai 16.30, warga binaan kembali mengikuti kegiatan ceramah keagamaan. Jelang waktu berbuka puasa, warga binaan kembali ke kamar sel masing-masing.
“Buka puasa di kamar masing-masing. Setelah itu keluar lagi mengikuti tarawih dan tadarus,” kata Kepala Rutan Kelas IIB Jepara Slamet Wiryono, Selasa 6 Juni 2017.
Kegiatan di luar kamar sel pada malam hari hanya sampai pukul 21.00. Pukul 22.00, petugas dapur mulai bekerja menyiapkan makan sahur untuk warga binaan.
Slamet menyampaikan, kegiatan tadarus malam hari tidak diikuti semua warga binaan. Tadarus hanya diikuti perwakilan warga binaan dari masing-masing kamar sel. Setiap kamar sel diwakili empat orang.
“Tentunya kami tunjuk yang bisa dipertanggungjawabkan keamanannya, karena kegiatan malam hari, sementara personel kami terbatas. Intinya pendekatan dengan warga binaan tidak perlu pakai kekerasan,” kata Slamet.
Jati Wibowo, warga binaan kasus narkoba, menceritakan, nuansa Ramadan di dalam rutan tahun ini lebih kental. Setiap hari banyak diisi kegiatan keagamaan.
“Saya sudah lima kali Ramadan di dalam. Tahun ini beda dengan tahun-tahun sebelumnya, suasana Ramadan lebih terasa,” ujar Jati.
Dengan banyak kegiatan keagamaan, Jati menambahkan, dirinya mengaku tidak terlalu merasakan jenuh dan sepi. Materi ceramah keagamaan cukup membuat hatinya tenang.
“Jadi tambah pengetahuan tentang hidup yang baik yang diajarkan agama itu seperti apa,” cetus Jati yang diganjar 6 tahun penjara.
Pintu kamar sel kembali dibuka pukul 15.30. Mulai pukul 15.30 sampai 16.30, warga binaan kembali mengikuti kegiatan ceramah keagamaan. Jelang waktu berbuka puasa, warga binaan kembali ke kamar sel masing-masing.
“Buka puasa di kamar masing-masing. Setelah itu keluar lagi mengikuti tarawih dan tadarus,” kata Kepala Rutan Kelas IIB Jepara Slamet Wiryono, Selasa 6 Juni 2017.
Kegiatan di luar kamar sel pada malam hari hanya sampai pukul 21.00. Pukul 22.00, petugas dapur mulai bekerja menyiapkan makan sahur untuk warga binaan.
Slamet menyampaikan, kegiatan tadarus malam hari tidak diikuti semua warga binaan. Tadarus hanya diikuti perwakilan warga binaan dari masing-masing kamar sel. Setiap kamar sel diwakili empat orang.
“Tentunya kami tunjuk yang bisa dipertanggungjawabkan keamanannya, karena kegiatan malam hari, sementara personel kami terbatas. Intinya pendekatan dengan warga binaan tidak perlu pakai kekerasan,” kata Slamet.
Jati Wibowo, warga binaan kasus narkoba, menceritakan, nuansa Ramadan di dalam rutan tahun ini lebih kental. Setiap hari banyak diisi kegiatan keagamaan.
“Saya sudah lima kali Ramadan di dalam. Tahun ini beda dengan tahun-tahun sebelumnya, suasana Ramadan lebih terasa,” ujar Jati.
Dengan banyak kegiatan keagamaan, Jati menambahkan, dirinya mengaku tidak terlalu merasakan jenuh dan sepi. Materi ceramah keagamaan cukup membuat hatinya tenang.
“Jadi tambah pengetahuan tentang hidup yang baik yang diajarkan agama itu seperti apa,” cetus Jati yang diganjar 6 tahun penjara.
Sumber: Metrotvnews.com
Leave a Comment