Kondisi Lapas dan Rutan di Sulawesi Tenggara Memprihatinkan, Napi Harus Berebut Udara
ilustrasi tahanan |
KENDARI - Kakanwil Hukum dan HAM Sulawesi Tenggara, Sofyan menyatakan kondisi Lapas dan Rutan di Sulawesi Tenggara sudah darurat.
Darurat yang dimaksud yakni kondisi bangunan Lapas dan Rutan sudah tidak manusiawi bagi narapidana.
"Di Sulawesi Tenggara,
kami ada empat Lapas dan empat Rutan. Kondisi Lapas tidak bagus,
ruangannya sempit, kamar tidak terlampau bagus dan lembab," ucap Sofyan,
Selasa (16/5/2017) di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Sofyan melanjutkan soal pembangunan baru Lapas, pihaknya telah
melaporkan kepada pemerintah pusat dan saat ini masih menunggu anggaran
yang belum turun.
Pembangunan baru harus dilakukan karena kondisi bangunan Lapas dan Rutan tidak mungkin direhab.
Karena jika direhap seluruh tahanan perlu dipindah dan dititipkan.
Hal ini dianggap lebih merepotkan.
"Udara di Lapas Kendari
contohnya, itu sangat lembab, bau, para napi harus berebut napas satu
sama lain jadi urgen untuk bangun baru. Butuh biaya sekitar Rp 20
miliar," terangnya.
Sofyan menambahkan contoh perlunya pembangunan Lapas ialah efek angin
puting beliung di Lapas Bau-bau mengakibatkan seng di ruang Kepala
Lapas, Bendahara Lapas, Mushola hingga rutan terbang.
Alhasil mengalami kebocoran saat hujan.Pihak Lapas sudah mengajukan perbaikan Rp 200 juta namun belum disetujui.
Alhasil mengalami kebocoran saat hujan.Pihak Lapas sudah mengajukan perbaikan Rp 200 juta namun belum disetujui.
Akhirnya mereka mengambil kembali seng yang rusak tersebut.
Sumber: Tribunnews.com
Leave a Comment