Lapas Balikpapan Gunakan Grup Whatsapp Tingkatkan Pengawasan Tahanan
Kepala Lapas Klas II A Balikpapan, Imam Setya saat ditemui Tribunkaltim.co, Senin (6/3/2017) di ruang kerjanya. |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kaburnya empat warga
binaan Rutan Tanah Grogot, Minggu (5/3/2017) kemarin langsung direspon
oleh Lembaga Pemasyarakatan lainnya.
Tak terkecuali Lapas Klas II A Balikpapan.
"Kami ada grup Whatsapp, dari Kepala Seksi, Kasubsi, Komandan Jaga,
sampai staf ada di situ. Jadi kalau ada info sekecil apapun termonitor,"
kata Kalapas Klas II A Balikpapan, Imam Setya.
"Seperti kemarin (tahanan kabur di Grogot) saya share,
jajaran semua langsung responsif. Tidak perlu rapat atau bertemu. Saya
minta tingkatkan kewaspadaan, jangan sampai terjadi di sini,"
sambungnya.
Dengan adanya hal tersebut, instruksi dan komando pimpinan tidak
harus menunggu bertemu dengan jajarannya. Kapanpun dan dimanapun bisa
dilakukan.
Informasi sekecil apapun bisa langsung diakses. Petugas jadi rutin
melaporkan perkembangan situasi dan kondisi penjagaan tahanan.
"Tidak melulu serius. Ya, adalah waktu-waktu buat guyonan di sana (group WA)," tuturnya.
Imam menilai, lolosnya tahanan tersebut merupakan resiko yang harus
dijalani petugas Lapas. Dengan keterbatasan sarpras dan SDM, menjaga
ratusan tahanan bukanlah hal mudah.
"Kita tidak serta merta percaya dengan kunci, CCTV atau ketatnya
penjagaan. Namanya mereka manusia ada saja cara dan ide agar mereka bisa
keluar," katanya.
Para tahanan yang berjumlah berkali lipat dari penjaga, tentunya
berpeluang besar mempelajari kebiasaan dan kekurangan petugas jaga.
Sebaliknya, bagi petugas jaga yang jumlahnya kalah jauh tersebut tentu memiliki keterbatasan mempelajari ratusan tahanan di sel.
"Mereka lebih leluasa mempelajari situasi penjaga, daripada penjaga
mengawasi mereka. Penjaga hanya beberapa orang. Lebih leluasa mereka
mempelajari kami," bebernya.
Saat ini Lapas Balikpapan berpenghuni 739 tahanan, hal tersebut tentu jauh dari kapasitas semestinya.
Sumber: kaltim.tribunnews.com
Leave a Comment