Warga Binaan Lapas Menyulap Sampah Menjadi Produk Kreatif
| Sejumlah warga binaan Lapas Klas IIB Sampit terlihat sibuk memproduksi miniatur sepeda motor dan patung ikan jelawat dari tempurung kelapa. //LAPAS SAMPIT FOR KALTENG POS |
PROKAL.CO, Jumlah warga binaan yang melebihi batas
(overload) tidak membuat program pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas) Klas II B Sampit terhambat. Sebaliknya, pengembangan kreativitas
bagi warga binaan terus didorong. Bahkan beberapa barang bekas berhasil
diolah menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.
Lapas Klas IIB Sampit tak henti-hentinya mengembangkan kreativitas
bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP). Salah satunya dengan
menghasilkan kerajinan tangan bernilai jual beli tinggi. Uniknya,
kerajinan yang dilakukan, memanfaatkan limbah masyarakat sebagai bahan
dasarnya. Diantaranya tempurung kelapa, tali, sampai koran bekas. Ketiga
bahan yang sudah tak terpakai ini disulap menjadi barang yang bernilai
ekonomi tinggi.
Kepala Lapas Klas IIB Sampit Muhammad Khaerun mengaku bangga kepada
WBP yang mampu menghasilkan karya fantastis. Artinya siapa saja melihat
pasti hendak memiliki barang yang dikreasi dan diciptakan WBP. "Contoh
dari bahan tempurung kelapa diolah menjadi kerajinan patung ikan
jelawat, miniatur motor, sepeda, masjid, asbak, gantungan kunci hingga
kapal layar,” ungkap Khaerun merinci daftar kreativitas WBP.
“Sedangkan yang berbahan dasar koran bekas, lanjut Khaerun, dapat
disulap menjadi miniatur kapal layar. Sedangkan limbah tali dikreasi
menjadi tas cantik,” sambungnya.
Melihat hasil kerajinan tangan yang ada, maka Khaerun percaya jika
warga binaan lain dapat mencontoh dan memotivasi diri sendiri. “Terus
berkarya meskipun secara fisik terpenjara. Karena Semangat untuk terus
maju tidak boleh putus,” imbuhnya.
Khaerun berharap, pengalaman dan kemampuan ini dapat menjadi bekal
bagi WBP ketika kembali berbaur di tengah masyarakat. Malah dapat lebih
baik dari sebelumnya.
“Dapat menjadi pribadi yang memiliki potensi ke arah positif. Ketika
bebas bisa menggali sumber daya yang dimiliki dengan lebih kreatif dan
menjadi bekal hidupnya," ucapnya memotivasi.
Sedangkan mengenai hasil karya WBP, Khaeron mengaku akan berusaha
mencarikan “bapak angkat” alias pihak luar yang bersedia menjadi
pemodal. Adanya bapak angkat diharapkan dapat menjadi pengembangan
usaha. “Agar hasil karya tersebut tidak hanya bisa dinikmati konsumen
yang ada di Sampit. Jika perlu dipasarakan ke daerah lain atau seluruh
Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Kanwil Kemenkumham Kalteng, Agus Purwanto
memberikan apresiasi atas hasil kerajinan yang dibuat WBP. Bahkan
meminta hasil karya WBP diikutkan dalam pameran di Jakarta dalam waktu
dekat ini.
Sumber:kalteng.prokal.co
Leave a Comment