Tiga Petugas Lapas Tangani 900 Orang

Ilustrasi Tahanan
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA -- KEPALA Divisi Pemasyarakatan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kaltim, Agus Toyib menjelaskan, upaya agar masuknya barang terlarang ke dalam lapas mapun rutan, telah dilakukan, mulai dari melakukan razia dadakan, hingga memperketat pintu masuk.
Namun, hal tersebut tidak serta merta membuat barang terlarang tidak lagi masuk ke tahanan. Pasalnya kurangnya sumber daya manusia (SDM) di lapas, membuat pengawasan terhadap tahanan tidak berjalan maksimal, ditambah membeludaknya jumlah warga binaan.
"Kita sudah beberapa tahun menjalani moratorium, tidak ada penambahan jumlah pegawai di lingkup kementerian hukum dan ham, hal ini berbanding terbalik dengan membeludaknya warga binaan, seperti di Tarakan, dalam satu regu jaga, hanya terdapat tiga petugas, sedangkan tahanannya ada kurang lebih 900 orang," kata Agus.
Ia kaget saat awal menjabat sebagai Kadiv Pemasyarakatan di Kaltim, dari 9.000an warga yang ditahan di lapas maupun rutan, ada sekitar 6.000an napi kasus narkoba.
"Upaya penertiban handphone dan narkoba, maupun barang terlarang lainnya, harus dijadikan pola kerja sehari-hari oleh seluruh petugas yang ada. Yang jelas, sanksi tegas akan kami berikan kepada petugas yang terbukti turut membantu masuknya barang terlarang ke dalam tahanan, berhentikan dan proses hukum," tuturnya.
Kepala Rutan klas II A Sempaja, Christio Nugroho menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk melakukan pencegahan terhadap masuknya barang-barang terlarang ke dalam tahanan, terlebih telepon seluler (ponsel) yang kerap disalahgunakan untuk mengendalikan narkoba.
"Razia rutin kami lakukan seminggu dua kali, namun tidak seluruh ruangan dapat ter-cover. Lalu, razia yang sifatnya insidentil, jika ada informasi dari BNN maupun kepolisian, pasti langsung akan kami lakukan penggeledahan," tuturnya.
Namun, upaya pencegahan yang dilakukan tidak didukung dengan SDM yang mencukupi, hal itulah yang membuat tidak berjalan maksimal pengawasan maupun program pencegahan yang dilakukan.
"Jumlah penghuni di rutan ini sudah overcrowded, dan tidak diimbangi dengan jumlah petugas yang mencukupi. Tapi akan berusaha maksimal, dan kami tidak tinggal diam dengan kondisi saat ini," kata Christio.
Sumber: Tribunnews.com

No comments

Powered by Blogger.