Berkarya di Balik Jeruji Besi
![]() |
MADE IN PRISON: Warga binaan Lapas Khusus Narkotika Kelas IIA Jogjakarta di Pakem, Sleman menggelar pameran karya seni, kemarin (2/2). Penyelenggaraan acara ini untuk mengembangkan potensi dalam diri warga binaan. |
SLEMAN – Berkarya seni tidak hanya menjadi hak
seorang seniman. Warga binaan permasyarakatan (WBP) juga dapat
mengaktualisasi diri lewat seni.
Inilah yang terekam dalam pameran Made In Prison oleh WBP Lapas Khusus Narkotika (Lapsustik) Kelas IIA Jogjakarta di Pakem, Sleman.
Kepala Lapsustik Kelas IIA Jogjakarta Erwedi Supriyatno mengapresiasi
jiwa seni warga binaannya. Menurutnya, langkah ini menunjukkan WBP juga
memiliki image positif. Hal ini sekaligus sebagai upaya rehabilitasi warga binaan dari pengaruh negatif narkoba.
”Ada program War on Drugs, ini salah satu implementasinya.
Rehabilitasi bisa ditempuh dengan berbagai cara. Langkah ini juga sangat
positif mengangkat potensi seni warga binaan,” kata Erwedi kemarin
(2/2).
Komitmen lapas untuk mendukung potensi seni berlanjut dengan
berdirinya Paguyuban Seni Tiyang Biasa (Pastibisa). Kelompok ini,
menurutnya, berdiri atas inisiatif para warga binaan. Ini bukti bahwa
mendalami seni tidak hanya sebagai selingan.
”Pasti akan kami dukung untuk berkarya. Potensi-potensi yang dimiliki bisa turut ditampilkan,” tandasnya.
Ketua Pastibisa Santoso Ari Als menjelaskan, Pastibisa berangkat dari
komitmen WBP. Awalnya paguyuban ini hanya sebagai ruang penyaluran
aktivitas dan kreativitas di lapas. Lalu berkembang menjadi wadah untuk
terus berkesenian.
Pria yang akrab disapa Kholik ini menuturkan, Made in Prison
adalah kisah para WBP. Karya yang disajikan menceritakan pengalaman
selama menjalani hukuman dan rehabilitasi. Karya-karya ini mampu
merepresentasikan masing-masing penghuni lapas.
”Temanya Rukun Agawe Santosa. Menggambarkan bagaimana impian
kami, pengalaman hingga kehidupan di sini. Kami senang karena diberikan
wadah bahkan difasilitasi untuk berpameran,” ujarnya.
Pameran yang berlangsung hingga besok (4/2) tidak hanya menyajikan
karya lukis. Adapula karya instalasi, beragam workshop, melukis di atas
kanvas sepanjang 30 meter, dan pertunjukkan musik Hadroh At-Taibun.
Adapula sarasehan Seni Penjara oleh Atropolog UNPAD Dr Inang Winarso dan
Daniel Indra Kusuma.
Sumber:radarjogja.co.id
Leave a Comment